Minggu, 06 Juli 2014

Perilaku Organisasi: Hubungan Antar Manusia


PERILAKU ORGANISASI

HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Perilaku organisasi sebagai bidang baru dari ilmu tingkah laku yang dikembangkan dengan titik perhatiannya pada pemahaman perilaku manusia di dalam suatu organisasi yang sedang berproses. Serentetan definisi tentang perilaku organisasi selalu titik awal pemberangkatannya dimulai dari perilaku manusia dan atau lebih banyak menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu. Hal ini jelas dapat diidentifikasikan bahwa manusialah yang memiliki peranan penting dalam organisasi. Sumber Daya Manusia sebagai penggerak utama untuk menghidupkan organisasi. Setiap lini dan tingkatan memiliki peranan dan fungsi yang tidak kalah penting karena tidak ada peran yang tidak dibutuhkan dalam suatu organisasi.
Pemimpin walaupun dengan kekuasaan yang dimilikinya dapat berbuat apa saja, tetaplah membutuhkan bawahan atau pegawai untuk dapat melaksanakan usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Begitu pula dengan para pegawai, yang menjalankan rencana pencapaian tujuan secara langsung tetaplah membutuhkan pimpinan untuk mengarahkan dan mengatur apa-apa saja yang harus dilakukan. Koordinasi dan komunikasi merupakan hal utama yang berperan dalam rangka mewujudkan pencapaian pada hasil yang diinginkan. Tidak adanya komunikasi dan koordinasi yang tepat antara pimpinan dan orang-orang yang dipimpinnya, ibarat sebuah kapal yang kehilangan kendali. Begitu pentingnya peranan dan fungsi pimpinan dalam organisasi, begitu pula dengan pegawai. Bila pemimpin tidak bisa memberikan arahan dan instruksi yang tepat, maka ibarat sebuah kapal yang melaju dengan tak tentu arah. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap kemungkinan kesuksesan pencapaian tujuan organisasi. Bahkan bisa berakibat sangat fatal dengan kelangsungan keberadaan organisasi.
Komunikasi yang esensinya adalah kesamaan pemahaman antar dua orang yang berkomunikasi, akan menciptakan hubungan tertentu diantara orang-orang yang berkomunikasi tersebut. Hubungan antar individu dalam organisasi merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh pimpinan bila ingin mengelola organisasi. Karena dengan mengetahui alur hubungan yang terjadi antar individu pegawainya, pemimpin bisa mengambil sikap yang sesuai untuk memaksimalkan kinerja para pegawainya.
Studi perilaku organisasu termasuk di dalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi. Seperti ilmu Psikologi yang menjadi relevan di dalam perilaku organisasi sejak tingkah laku orang dipengaruhi oleh performennya. Sosiologi demikian pula, ia bisa menjelaskan pengertian pengaruh kelompok terhadap tingkah laku individu. Berkenaan dengan hal tersebut, pemakalah mengambil konsentrasi pada hubungan antar manusia dalam organisasi. Hubungan antar manusia merupakan salah satu hal mendasar yang penting untuk dibahas, karena dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk mulai menggerakkan organisasi.

1.2. Rumusan Masalah
Dalam perilaku organisasi yang lingkupnya sangat banyak, hubungan antar manusia pun harus dapat dipahami secara mendalam. Dalam pembahasannya, beberapa rumusan yang mendasari untuk dikaji lebih diantaranya yaitu:
ü Apa pengertian hubungan antar manusia di dalam perilaku organisasi
ü Apa Tujuan hubungan antar manusia
ü Apa sajakah faktor-faktor yang terdapat di dalamnya
ü Teknik-teknik dan peranan yang terdapat dalam hubungan antar manusia.

1.3.Tujuan
Belajar merupakan proses untuk mengetahui dan memahami, begitu pula dengan pembahasan yang akan di angkat. Fokus pada hubungan antar manusia diharapkan menghasilkan pemahaman lebih mengenai:
ü Pengertian hubungan antar manusia di dalam perilaku organisasi
ü Memahami tujuan hubungan antar manusia
ü Memahami faktor-faktor yang ada dalam hubungan antar manusia
ü Memahami teknik-teknik dan peranan hubungan antar manusia.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1.   Pengertian
2.1.1. Pengertian Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Perilaku organisasi dapat dipahami lewat suatu penelaahan dari bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana pula suatu struktur, proses, dan nilai dari suatu sistem tumbuh bersama-sama yang memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan. Titik berat dari pemahaman perilaku organisasi ini adalah pada tingkah laku dari organisasi, dan bagaimana perilaku dari anggota-anggota organisasi mempengaruhi organisasi.

2.1.2.      Pengertian Hubungan Antar Manusia
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Orang-orang juga ada yang menterjemahkan menjadi “hubungan manusia” atau juga diterjemahkan “hubungan antar manusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia.
Dalam berorganisasi setiap individu yang menjadi bagian di dalamnya memiliki peranan penting untuk menggerakkan organisasi. SDM sebagai unsur yang penting dalam organisasi, tidaklah bersifat stagnan atau statis saja. Tetapi memiliki kedinamisan yang sesuai dengan hakikat manusia itu sendiri sebagai makhluk hidup yang terus tumbuh dan berkembang. Hubungan antar manusia sebagai perilaku individu untuk lebih mengenal individu lainnya dalam satu organisasi. Secara sederhana, dengan adanya pendekatan perorangan di dalam organisasi, bisa meningkatkan kekompakan kinerja dalam organisasi. Karena masing-masing individu akan mencari celah yang bisa membuat mereka nyaman dalam bekerja.
Definisi Hubungan antar manusia menurut beberapa ahli yaitu:
·      Menurut H. Bonner (1975) yaitu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
·      Cabot dan Kahl (1967): Hubungan antar Manusia adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
·      Keith Davis Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungj awab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
Hubungan antar manusia dalam arti luas yaitu interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, bisa dilakukan di rumah, di jalan, di dalam kendaraan umum (misal bis, kereta api) dan sebagainya. Hubungan antar manusia dalam arti sempit yaitu interaksi antara seseorang dengan orang lain. Akan tetapi interaksi di sini hanyalah dalam situasi kerja dan dalam organisasi kerja (work organization).
2.2.  Tujuan Hubungan antar Manusia
Setiap individu yang menjalin hubungan dengan manusia lain, memiliki tujuan tertentu yang pasti selalu ada. Secara mendasar, tujuan dari  hubungan antar manusia adalah:
·      Memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin.
·      Memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain.
·      Memperoleh pengetahuan dan informasi baru.
·      Menumbuhkan sikap kerjasama.
·      Menghilangkan sikap egois/paling benar.
·      Menghindari dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius”; mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan.

2.3.  Faktor-Faktor dalam Hubungan antar Manusia
Faktor-faktor yang terdapat di dalam hubungan antar manusia adalah:
2.3.1. Faktor yang mendasari interaksi sosial
Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik maupun psikologis. Faktor utama dalam proses internalisasi antara lain :
·      Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya/ meniru. Hal yang perlu diperhatikan sebelum meniru adalah mempunyai minat dan perhatian yang besar, sikap menjunjung tinggi, pandangan meniru akan memperoleh penghargaan sosial yang tinggi.
·         Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain tanpa kritik lebih dulu. Syarat untuk mempermudah sugesti adalah: (1) hambatan berpikir, akibat rangsangan emosi proses sugesti diterima secara langsung; (2) pikiran terpecah-pecah/disasosiasi, mengalami pemikiran yang terpecah-pecah; (3) otoritas/prestise, menerima pandangan dari seseorang yang memiliki prestise sosial tinggi; (4) mayoritas, menerima pandangan dari kelompok mayoritas; (5) kepercayaan penuh, penerimaan pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut.
·         Identifikasi adalah proses yang berlangsung secara sadar, irasional, berdasar perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma-norma yang ada. Menurut Sigmund Freud “identifikasi” merupakan cara belajar norma dari orang tuanya.
·         Simpati adalah perasaan tertarik individu terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan.
2.3.2. Faktor yang Menentukan Interaksi Sosial
Cara seseorang melakukan interaksi sosial dengan menggunakan komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal. Dalam melakukan komunikasi antar personal ini terdapat faktor-faktor yang dapat menimbulkan hubungan personal yang baik, diantaranya yaitu:
1.      Rasa percaya
Secara ilmiah “percaya” didefinisikan mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko (Eiddin, 1967: 224-234). Keuntungan rasa percaya kepada orang lain adalah meningkatkan komunikasi interpersonal (membuka saluran komunikasi, memperlancar pengiriman informasi, memperluas peluang mencapai tujuan); mengurangi hambatan interpersonal.
Faktor yang menumbuhkan rasa percaya adalah:
·      Menerima, kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan berusaha mengendalikan.
·      Empati, paham dengan keadaan orang lain.
·      Kejujuran, menyebabkan perilaku dapat diduga.

2.      Sikap Sportif
Sikap yang mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Jack R. Gibb mengemukakan enam perilaku yang menimbulkan sikap sportif.
·      Iklim defensif meliputi: evaluasi, kontrol, strategi, netralitas, superioritas dan kepastian. Sedangkan iklim suportif meliputi: deskripsi, orientasi masalah, spontanitas, empati, persaamaan dan profesionalisme.
·         Evaluasi dan deskripsi. Evaluasi adalah penilaian terhadap orang lain, memuji atau mengecam. Deskripsi adalah penyampaian perasaan atau persepsi tanpa melakukan penilaian.
·         Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha mengubah orang lain, mengendalikan, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya. Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerjasama mencari pemecahan masalah.
·         Strategi dan spontanitas. Strategi adalah penggunaan tujuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. Spontanitas artinya sikap jujur.
·         Netralitas dan Empati. Netralitas adalah sikap impersonal, memperlakukan orang lain sebagai objek. Empati artinya memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya.
·         Superioritas dan persamaan. Superioritas artinya seseorang lebih tinggi karena status, kekuasaan, kemampuan, intelektual, kekayaan atau kecantikan. Persamaan adalah sikap memperlakukan seseorang secara horisontal dan demokratis.
·         Kepastian dan Profesionalisme. Individu yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, egois, dan melihat pendapatnya merupakan kebenaran yang mutlak. Profesionalisme adalah kesediaan meninjau kembali pendapat orang lain.

3.      Sikap Terbuka dan Sikap Tertutup
Seseorang dengan sikap yang dibawa dari lingkungan internalnya akan sangat mempengaruhi interaksi dengan orang lain yang ada di dalam organisasi. Orang yang memiliki sikap terbuka akan menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika; membedakan dengan mudah, melihat suasana ; berorientasi pada isi pesan; mencari informasi dari berbagai sumber; lebih bersifat profesionalisme dan berusaha mengubah kepercayaan; mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan.
Dan orang dengan sikap tertutup akan menilai pesan berdasarkan motif; berpikir simplisis tanpa suasana; bersandar pada banyak sumber pesan dari pada isi pesan; kaku dan memegang teguh sistem kepercayaan; menolak dan mengabaikan pesan yang tidak konsisten dengan sistem kepercayaan.
2.4.  Teknik-Teknik Hubungan antar Manusia
Teknik hubungan antar manusia terbagi dalam:
2.4.1. Tindakan sosial
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Tindakan sosial dibedakan menjadi :
·      Tindakan rasional instrumental, yaitu tindakan yang memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan atau antara efisiensi dengan efektifitas.
·      Tindakan rasional berepresetatif nilai: tindakan yang berkaitan dengan nilai dasar dalam masyarakat.
·      Tindakan tradisional: tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan adat istiadat atau kebiasaan.
·      Tindakan afektif: tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok berdasarkan perasaan atau emosi.
2.4.2. Kontak Sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan terjadinya awal interaksi sosial.
Kontak sosial dibedakan:
·      Menurut cara pihak yang berkomunikasi: Langsung maupun tidak langsung.
·      Menurut cara terjadinya: Kontak primer maupun kontak sekunder.

2.4.3. Komunikasi Sosial
Proses komunikasi terjadi saat kontak sosial berlangsung. Secara harfiah komunikasi merupakan hubungan atau pergaulan dengan orang lain.

2.4.4. Teori Hubungan Antar Manusia
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak "menjadi" manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di sisi lain ia adalah pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia adalah kakak, tetapi di sisi lain ia adalah adik. Demikian juga dalam posisi guru dan murid, kawan dan lawan, buruh dan majikan, besar dan kecil, mantu dan mertua dan seterusnya.
Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar manusia :
·      Teori transaksi (model pertukaran sosial) – Hubungan antar manusia berlangsung mengikuti kaidah transaksional. Yaitu apakah masing – masing merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah merugi. Jika merasa memperoleh keuntungan maka hubungan itu pasti mulus, tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu, putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan.
·      Teori peran – Pergaulan sosial sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat yang mengatur apa dan bagaimana peran tiap orang dalam pergaulannya. Dalam skenario itu sudah “tertulis” seorang Presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, mantu, mertua dan seterusnya. Menurut teori ini, jika seseorang mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmoni, tetapi jika menyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur sutradara. Dalam hal ini masyarakatlah sebagai penonton dan sekaligus sutradara kehidupan.
·      Teori permainan – Klarifikasi manusia terbagi menjadi tiga yaitu anak-anak, dewasa dan orang tua. Masing-masing individu mempunyai sifat yang khas. Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggung jawab. Sedangkan orang dewasa, ia lugas dan sadar akan tanggungjawabnya. Adapun orang tua, ia lebih dapat memahami dan memaklumi kesalahan orang lain. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis terguling-guling ketika minta es krim tidak dipenuhi, tetapi orang akan heran jika ada orang tua yang masih kekanak-kanakan. Suasana rumah tangga juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya ditunjukkan. Jika tidak maka suasana pasti runyam. Demikian juga hubungan antara pusat dan daerah, antara atasan dan bawahan. Aparat Pemerintah mestilah bersikap dewasa, Presiden dan Ketua MPR mestilah jadi orang tua.

2.5.  Konsep Diri
Definisi Konsep Diri menurut Wiiliam D. Brooks adalah those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others.(Yang mana persepsi fisik, sosial dan psikologi kita yang kita peroleh dari pengalaman dan interaksi kita dengan yang lain).
Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positif. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu komputer. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positif, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal. Komunikan yang berkonsep diri positif adalah Komunikan yang Tembus Pandang (transparent).
2.6. Peranan- Peranan Hubungan Antar Manusia dengan Kehidupan
a.       Peran Human Relation dalam Hubungan Internal
Human Relation adalah kegiatan rohaniah, yaitu kegiatan rohaniah yang menyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju kepuasan hati, proses ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam komunikasi antar personal yang bersifat dialogis. Sehingga, masing-masing mengetahui, sadar dan merasakan efeknya.
Sebagaimana manusia pada umumnya, para karyawan juga terdiri dari orang-orang dengan kebiasan-kebiasan berpikir dan berperasaan yang berbeda. Hal ini penting untuk diketahui pimpinan manajer dan eksekutif. Dengan demikian para pemimpin dapat memahami mengapa seorang karyawan memiliki sifat tabiat tertentu, dan ini akan memudahkan memecahkan masalah yang dihadapi karyawan. Masalah yang dihadapi oleh karyawan baik dirumah maupun ditempat kerja akan mempengaruhi produktivitas karyawan tersebut. Dengan kemampuan human relation yang baik seorang pimpinan akan dapat memecahkan masalah para karyawannya.
Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi, motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jika seorang pimpinan memotivasi para karyawan untuk bekerja dengan giat, harus berdasarkan kebutuhan para karyawan yang memuaskan, yaitu kebutuhan akan upah yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, penghargaan atas pekerjaannya dan lain sebagainya. Pemimpin dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas karyawan dan mengkooperasikan hasrat-hasrat mereka untuk dapat bekerja bersama-sama, dalam hal ini komunikasi memegang peranan penting.
Dengan melaksanakan human relation itu pimpinan organisasi atau pimpinan kelompok dapat melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga hasil yang diperoleh dapat memuaskan. Disamping para karyawan bekerja dengan hati puas.
Hubungan antar manusia memiliki pengaruh yang besar dan menembus kehidupan organisasi, karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan. Bila kondisi untuk hubungan interpersonal yang baik hadir, kita juga cenderung menemukan respons-respons positif terhadap pimpinan, sikap tanggap atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi, kepekaan terhadap perasaan pegawai, dan kesediaan untuk berbagi informasi. Semua ini adalah prasyarat untuk komunikasi ke atas dan ke bawah yang efektif, agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja yang akan mempengaruhi juga hasil pekerjaannya.

b.      Peran Human Relation dalam Peningkatan Karir
Kunci dari kegiatan Human Relations adalah motivasi yang dapat mendorong kinerja karyawan. Seorang pimpinan harus dapat memahami kebutuhan karyawan dan harus menyesuaikan penghargaan yang diberikan kepada karyawan tersebut, seperti : gaji yang layak, pemberian cuti, dan promosi jabatan bagi karyawan. Peningkatan karir dalam kaitannya dengan Human Relations adalah sebagai motivasi bagi karyawan, dengan demikian karyawan akan menunjukan loyalitasnya kepada perusahaan dengan bekerja secara maksimal.
Peningkatan karir yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan mempengaruhi organisasi dan kinerja karyawan, dimana peningkatan karir merupakan pendekatan formal yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk menjamin orang-orang yang ada didalamnya mempunyai kualifikasi dan kemampuan serta pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan. Oleh karena itu, sebuah organisasi perlu mengelola karir dan mengembangkannya agar produktivitas karyawan tetap terjaga dan mampu mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal yang terbaik dan menghindari frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja perusahaan, pengelolaan dan pengembangan karir akan meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya manusia yang dapat menumbuhkan komitmen yang kuat dan meningkatkan kinerjanya dalam upaya mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Cianni dan Wnuck menyatakan bahwa karyawan yang mempunyai kesempatan yang tinggi dalam meningkatkan karirnya akan merangsang motivasinya untuk bekerja lebih baik. Perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dalam pengembangan karir karyawannya akan mempunyai kinerja dan kemauan karyawan untuk berpartisipasi dalam aktivitas pengembangan dan perilaku dalam melakukan pengembangan, dimana hal tersebut akan meningkatkan kinerjanya.








BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
Di dalam organisasi, yang komponen-komponen atau unsur pentingnya salah satunya adalah Sumber Daya Manusia/SDM. Hubungan antar manusia sebagai perilaku individu untuk lebih mengenal individu lainnya dalam satu organisasi. Dengan adanya pendekatan perorangan di dalam organisasi, bisa meningkatkan kekompakan kinerja dalam organisasi. Karena masing-masing individu akan mencari celah yang bisa membuat mereka nyaman dalam bekerja. Hal-hal yang membawa kekuatan positif kepada SDM dalam organisasi akan berdampak positif pula terhadap kinerjanya dalam memajukan organisasi.

3.2.Saran
Pimpinan seperti manajer dalam perusahaan atau organisasi harus bisa menempatkan diri untuk lebih mengerti dan memahami apa yang menjadi kehendak dan kendala bagi karyawan atau anggota organisasi. Dengan tujuan agar SDM meningkatkan kinerjanya dan memberikan dukungan lebih bagi majunya perusahaan atau organisasi. Inti dalam hubungan antar manusia adalah pimpinan harus memberikan hal-hal positif yang kelak bisa ikut meningkatkan kualitas SDM dalam rangka usaha pencapaian tujuan organisasi.


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Sumber-sumber yang mendukung tulisan ini yaitu:
·      Thoha Miftah, 2012. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
·      Hubungan Antar Manusia (Human Relation), http://beequinn.wordpress.com/nursing/komunikasi-keperawatan/hubungan-antar-manusia-human-relation/, 04:01 P.M, 19/03/2014.

0 komentar:

Posting Komentar

Nia Andriani Elf

Buat Lencana Anda

Label

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Recent News

 

Haedanghwa24 Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template